Tugas Softskill Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Bu Nahdalina
Nama : Rindang Rahastri Pratiwi
NPM : 19114427
Kelas : 1KA12
PERBEDAAN
STRATA EKONOMI
Stratifikasi
ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan.
Stratifikasi ekonomi mendasarkan pelapisan pada faktor ekonomi. Jadi,
orang-orang yang mampu memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar
akan menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang kurang
atau tidak mampu akan menduduki lapisan bawah. Dengan demikian,
kemampuan ekonomi yang berbeda menyebabkan terjadinya stratifikasi
ekonomi.
Golongan
masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi, misalnya
pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang memiliki
penghasilan besar. Sementara itu, golongan yang menduduki lapisan
sosial paling bawah, antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan
buruh tani. Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka karena memungkinkan
bagi masyarakat untuk pindah ke lapisan sosial yang lebih tinggi jika
mampu dan berprestasi.

Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau
warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada
golongan orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang
didasarkan pada kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan.
Dengan kata lain, pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota
masyarakat ke dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat.
Menurut Max Webber, stratifikasi sosial berdasarkan criteria ekonomi
membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas yang didasarkan pada pemilikan tanah dan
benda-benda. Kelaskelas tersebut adalah kelas atas (upper class), kelas menegah
(middle class), dan kelas bawah (lower class). Satu hal yang perlu diingat
bahwa stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka.
Artinya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas bawah untuk naik ke kelas
atas, dan sebaliknya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas atas untuk
turun ke kelas bawah atau kelas yang lebih rendah. Hal ini tergantung pada
kecakapan dan keuletan orang yang bersangkutan. Salah satu contoh stratifikasi
sosial berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah di lingkungan
pertanian pada masyarakat Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya adalah petani
pemilik tanah, petani penyewa dan penggarap, serta buruh tani.
1) Petani pemilik tanah dibagi dalam lapisan-lapisan berikut ini.
1) Petani pemilik tanah dibagi dalam lapisan-lapisan berikut ini.
a) Petani pemilik tanah lebih dari 2 hektar.
b) Petani pemilik tanah antara 1–2 hektar.
c) Petani pemilik tanah antara 0,25–1 hektar.
d) Petani pemilik tanah kurang dari 0,25 hektar.
2) Petani penyewa dan petani penggarap, yaitu mereka yang menyewa dan menggarap tanah milik petani pemilik tanah yang biasanya menggunakan sistem bagi hasil.
3) Buruh tani, yaitu tenaga yang bekerja pada para pemilik tanah, petani penyewa, petani penggarap, atau pedagang yang biasanya membeli padi di sawah.
1) Aristoteles
membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
-
Golongan sangat kaya;
-
Golongan kaya dan;
-
Golongan miskin.
Aristoteles
menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1
= golongan sangat kaya
2
= golongan kaya
3
= golongan miskin
a. Golongan
pertama
merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
b. Golongan
kedua
merupakan
golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
para pedagang, dsbnya.
c. Golongan
ketiga
merupakan
golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl
Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis :
adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b.
Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang
tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum
buruh atau pekerja pabrik.
Menurut
Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena
dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan
demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni
golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3) Pada
masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni:
a.
Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b.
Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c.
Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d.
Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e.
Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f.
Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
a) Kelas
sosial pertama (Upper-upper class) : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
b) Kelas
sosial kedua (Lower-upper class) : belum lama menjadi kaya
c) Kelas
sosial ketiga (Upper-middle class) : pengusaha, kaum profesional
d) Kelas
sosial keempat (Lower-middle class) : pegawai pemerintah, kaum semi
profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
e) Kelas
sosial kelima (Upper-lower class) : pekerja tetap (golongan pekerja)
f) Kelas
sosial keenam (Lower-lower class) : para pekerja tidak tetap, pengangguran,
buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4) Dalam
masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas
puncak (top class)
2. Kelas
menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas menengah ekonomi
(economic middle class)
3. Kelas
pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas
bawah (underdog class)
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar